olahraga – Sirkuit Internasional Mandalika kembali menjadi saksi lahirnya sejarah baru dunia balap motor. Pebalap muda Spanyol, Fermín Aldeguer, tampil luar biasa dan berhasil menjuarai MotoGP Indonesia 2025, Minggu (5/10), setelah menguasai jalannya balapan yang diwarnai drama jatuhnya sang legenda, Marc Márquez.
Aldeguer, yang baru menjalani musim perdananya di kelas utama bersama Pramac Ducati, mencatat kemenangan bersejarah setelah tampil konsisten sejak awal balapan. Start dari posisi kedua, ia menjaga ritme dengan cermat di belakang Márquez yang sempat memimpin pada lima lap pertama. Namun, kejadian tak terduga terjadi di lap ke-8 ketika motor Márquez kehilangan grip di tikungan ke-11 dan tergelincir keluar lintasan.
Meski sang juara dunia delapan kali itu berusaha bangkit dan melanjutkan lomba, posisinya tak mampu pulih. Momen itu menjadi titik balik bagi Aldeguer yang langsung mengambil alih pimpinan balapan hingga garis finis. Ia menyelesaikan 27 lap dengan catatan waktu 41 menit 22,876 detik, unggul 2,1 detik dari Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) dan 4,8 detik dari Jorge Martín (Gresini Racing) di posisi ketiga.
- Kemenangan Bersejarah bagi Pebalap Debutan
Kemenangan di Mandalika ini menjadi yang pertama bagi Aldeguer di kelas MotoGP. Pebalap berusia 20 tahun itu sekaligus mencatat rekor sebagai rookie termuda yang memenangi seri MotoGP dalam satu dekade terakhir. “Saya tidak menyangka bisa menang di sini. Mandalika luar biasa, dan dukungan penonton Indonesia membuat saya bersemangat sejak awal,” ujar Aldeguer dengan senyum lebar usai balapan. - Dominasi Strategi dan Ketahanan Ban
Balapan berlangsung dalam kondisi lintasan yang panas dengan suhu mencapai 52 derajat Celsius. Beberapa pebalap senior mengalami kesulitan menjaga kestabilan ban di lintasan yang abrasif. Tim Pramac Ducati memilih strategi ban medium depan dan belakang, yang terbukti menjadi keputusan tepat. Aldeguer berhasil menjaga konsistensi kecepatan tanpa kehilangan grip hingga lap terakhir, sementara pesaing lain mulai melambat di 10 lap terakhir. - Insiden Márquez Warnai Jalannya Lomba
Drama terbesar datang dari jatuhnya Marc Márquez yang sempat menjadi pemimpin lomba. Pebalap Gresini itu kehilangan kendali di tikungan cepat sektor tiga dan terpental ke luar lintasan. Beruntung, ia tidak mengalami cedera serius. “Saya terlalu agresif masuk ke tikungan. Ban belakang selip dan kehilangan traksi,” ujar Márquez. Ia akhirnya finis di posisi ke-13, menambah satu poin dari perjuangan kerasnya. - Mandalika Disambut Sorak Sorai Penonton
Balapan kali ini dihadiri lebih dari 125 ribu penonton yang memadati seluruh tribun Sirkuit Mandalika. Suasana semarak tampak sejak pagi, ketika para fans mengenakan atribut Spanyol dan Indonesia untuk memberi dukungan kepada Aldeguer. Saat bendera finis dikibarkan, sorak sorai penonton bergemuruh menyambut kemenangan sang pebalap muda. “Atmosfer di sini luar biasa, saya ingin kembali ke Indonesia tahun depan,” kata Aldeguer. - Dampak Besar bagi Persaingan Klasemen Dunia
Kemenangan Aldeguer langsung mengubah peta persaingan MotoGP 2025. Tambahan 25 poin membuatnya naik ke posisi tiga klasemen sementara dengan total 86 poin, hanya terpaut 10 poin dari Bagnaia di puncak klasemen. Sementara Márquez tertinggal di urutan ketujuh dengan 54 poin. Banyak pengamat menilai, kemenangan ini menandai kebangkitan generasi baru pebalap Spanyol yang siap menantang dominasi nama-nama besar.
Direktur Tim Pramac Ducati, Paolo Campinoti, menyebut pencapaian ini sebagai bukti keberanian tim dalam memberikan kepercayaan pada talenta muda. “Aldeguer memiliki karakter tenang dan fokus luar biasa untuk ukuran pebalap muda. Ia mendengarkan tim, memahami strategi, dan mengeksekusinya dengan sempurna,” ungkapnya.
Sirkuit Mandalika kembali menuai pujian dari berbagai pihak atas penyelenggaraan yang lancar dan atmosfer balapan yang penuh semangat. Dengan latar pemandangan laut dan desain sirkuit yang menantang, ajang MotoGP Indonesia 2025 disebut sebagai salah satu seri paling menarik musim ini.
Kemenangan Fermín Aldeguer tak hanya mencatat sejarah pribadi, tetapi juga memberi warna baru bagi dunia MotoGP—bahwa keberanian, ketenangan, dan keuletan tetap menjadi kunci di tengah ketatnya persaingan lintasan.

