olahraga – Sirkuit Mandalika, Lombok – Pebalap muda asal Spanyol, Fermín Aldeguer, mencatatkan sejarah gemilang dalam kariernya setelah berhasil meraih kemenangan di MotoGP Indonesia 2025 yang digelar di Sirkuit Internasional Mandalika, Minggu (5/10). Kemenangan ini terasa istimewa karena menjadi debut perdananya di kelas utama MotoGP, sekaligus membuktikan potensinya sebagai bintang masa depan balap motor dunia.
Start dari posisi kedua, Aldeguer menunjukkan ketenangan luar biasa di lintasan sepanjang 4,3 kilometer itu. Ia menjaga ritme balapan dengan konsisten dan terus menempel pimpinan lomba sejak awal. Pada lap ke-17, Aldeguer berhasil menyalip rival utamanya dari Ducati, Francesco Bagnaia, dalam duel sengit yang membuat para penonton di tribun bersorak.
Dengan gaya balap agresif namun presisi, pebalap berusia 20 tahun itu mempertahankan posisinya hingga garis finis. Aldeguer menuntaskan balapan dengan waktu total 41 menit 23,912 detik, unggul 1,8 detik dari Bagnaia yang finis kedua, sementara Marc Márquez dari tim Gresini Racing melengkapi podium ketiga.
- Kemenangan Perdana di Kelas MotoGP
Aldeguer menjadi sorotan utama di paddock karena mampu tampil kompetitif sejak sesi latihan bebas. Hasil luar biasa di Mandalika ini sekaligus menjadikannya pebalap debutan pertama yang memenangi seri MotoGP sejak Jorge Lorenzo pada 2008. “Saya nyaris tidak percaya. Mandalika selalu menjadi sirkuit yang menantang, tapi hari ini semuanya terasa sempurna,” ujar Aldeguer dalam konferensi pers usai balapan. - Taktik Cerdas dan Konsistensi Tinggi
Tim balapnya, Pramac Ducati, menerapkan strategi ban medium yang terbukti efektif di tengah suhu lintasan yang mencapai 53 derajat Celsius. Aldeguer mampu menjaga keausan ban hingga lap terakhir, sementara beberapa pebalap lain mengalami penurunan grip signifikan. Keputusan itu menjadi faktor penting yang mengantarnya ke podium tertinggi. - Dukungan Luar Biasa dari Penonton Mandalika
Balapan MotoGP Indonesia kali ini disaksikan lebih dari 120 ribu penonton yang memadati tribun sejak pagi. Suasana semarak terlihat di seluruh area sirkuit, terutama ketika bendera-bendera Spanyol dan Indonesia berkibar bersama saat Aldeguer melambaikan tangan di atas podium. “Penonton di sini luar biasa. Saya merasa seperti di rumah sendiri,” katanya dengan senyum lebar. - Nasib Kurang Beruntung bagi Beberapa Pebalap Senior
Sementara Aldeguer bersinar, sejumlah nama besar justru mengalami kesulitan. Fabio Quartararo harus puas finis di posisi kesembilan setelah sempat melebar di tikungan ke-10, sementara Enea Bastianini gagal menyelesaikan lomba akibat masalah teknis pada motornya di lap ke-12. “Hari ini bukan milik saya, tapi performa Aldeguer memang luar biasa,” ujar Quartararo dengan sportif. - Dampak Besar bagi Persaingan Kejuaraan Dunia
Kemenangan ini membawa Aldeguer langsung masuk ke lima besar klasemen sementara MotoGP 2025 dengan raihan 25 poin. Hasil tersebut juga memperketat persaingan di papan atas, di mana selisih poin antara empat pebalap teratas kini hanya berjarak 12 poin. Banyak pengamat menilai kemenangan ini bisa menjadi titik balik bagi karier sang rookie muda.
Direktur tim Pramac Ducati, Paolo Campinoti, menyebut kemenangan Aldeguer sebagai “awal era baru” dalam dunia balap. “Ia masih muda, tapi cara berpikirnya seperti pebalap berpengalaman. Ketenangan dan fokusnya luar biasa,” ujar Campinoti.
Sirkuit Mandalika kembali membuktikan diri sebagai salah satu venue balap terbaik di Asia. Cuaca panas, lintasan bersih, dan antusiasme penonton membuat ajang MotoGP Indonesia tahun ini menuai pujian dari berbagai pihak, termasuk Dorna Sports selaku penyelenggara.
Dengan kemenangan ini, Fermín Aldeguer resmi menorehkan namanya di buku sejarah MotoGP. Debut gemilangnya bukan hanya menjadi kabar gembira bagi Spanyol, tetapi juga menjadi kisah inspiratif bagi para penggemar olahraga motor di seluruh dunia—bahwa kerja keras, keberanian, dan keyakinan bisa membawa siapa pun menuju puncak, bahkan di panggung sebesar MotoGP.

