olahraga.online SEA Games 2025 di Thailand menjadi ajang yang sangat penting bagi olahraga Indonesia. Bukan hanya soal perebutan medali, tetapi juga sebagai momen evaluasi cabang olahraga dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, menegaskan bahwa SEA Games kali ini akan dijadikan dasar untuk menentukan promosi dan degradasi cabang olahraga prioritas.
SEA Games bukan sekadar pesta olahraga regional. Ajang ini menjadi barometer kekuatan negara-negara Asia Tenggara. Indonesia ingin memastikan bahwa fondasi pembinaan atlet berjalan sesuai arah DBON. Karena itu, performa para atlet akan menjadi tolak ukur apakah sebuah cabang olahraga tetap diprioritaskan atau justru turun dari daftar utama.
17 Cabor Prioritas Dalam DBON
DBON telah menetapkan 17 cabang olahraga prioritas yang mendapat perhatian khusus dalam pengembangan jangka panjang. Cabang-cabang tersebut dianggap berpotensi besar memberikan prestasi internasional. Daftar cabor itu meliputi:
- Atletik
- Panahan
- Sepeda
- Dayung
- Senam
- Angkat besi
- Bulu tangkis
- Taekwondo
- Karate
- Wushu
- Panjat tebing
- Menembak
- Pencak silat
- Renang
- Sepak bola
- Bola basket
- Bola voli
Cabang-cabang tersebut dinilai memiliki peluang medali besar di tingkat Asia bahkan dunia. Karena itu, pemerintah menyalurkan anggaran, program pelatihan, dan perhatian ekstra pada 17 cabor ini.
Namun, Erick Thohir menegaskan bahwa prioritas bukan sesuatu yang bersifat permanen. Evaluasi harus dilakukan secara berkala. Jika sebuah cabor tidak mencapai target, konsekuensinya adalah keluar dari daftar prioritas DBON.
Sistem Promosi dan Degradasi Cabor
Erick memaparkan bahwa langkah promosi dan degradasi dilakukan untuk memastikan pembinaan berjalan objektif. Sistem ini dirancang agar federasi cabor lebih disiplin, profesional, dan fokus mengejar prestasi.
Jika sebuah cabor gagal memenuhi target medali yang sudah disepakati, maka status prioritasnya bisa dicabut. Cabor tersebut kemudian akan dipindahkan ke kategori mandiri, yang berarti pengembangan dilakukan tanpa perhatian utama dari DBON.
Sebaliknya, cabor yang tidak masuk prioritas DBON tetapi mampu menunjukkan prestasi tinggi di SEA Games bisa naik kelas. Kinerja gemilang akan membawa cabor tersebut masuk ke dalam daftar cabor prioritas.
Sistem ini memberikan peluang yang adil sekaligus mendorong kompetisi sehat antarcabang olahraga.
Sejalan dengan Arahan Presiden
Menpora menegaskan bahwa mekanisme evaluasi ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Presiden meminta pengembangan olahraga nasional lebih fokus, terukur, dan berbasis pencapaian. Anggaran yang dikeluarkan negara harus menghasilkan prestasi nyata, bukan sekadar program rutin.
Karena itu, SEA Games menjadi momen tepat untuk menilai efektivitas pembinaan. Erick berharap semua federasi cabor benar-benar serius menghadapi ajang tersebut. Mereka diminta menyiapkan atlet terbaik dan memastikan pembinaan berjalan maksimal.
“Semua cabor harus memberikan kontribusi medali,” tegas Erick.
Target Indonesia di SEA Games 2025
Indonesia menargetkan merebut 85 medali emas pada SEA Games 2025. Target ini cukup ambisius, namun tetap realistis jika melihat potensi atlet yang disiapkan.
Kontingen Indonesia akan diperkuat 996 atlet yang akan turun di 48 dari 50 cabang olahraga yang dipertandingkan. Pemilihan cabang ikut mempertimbangkan peluang emas. Dengan jumlah atlet yang besar, Indonesia ingin menampilkan performa maksimal untuk mempertahankan posisi tiga besar Asia Tenggara.
Prestasi ini dianggap penting agar Indonesia tetap dihormati di level regional. Selain itu, pencapaian baik akan menjadi bekal moral untuk menghadapi kejuaraan yang lebih besar seperti Asian Games dan Olimpiade.
Mengapa Evaluasi Begitu Penting?
Evaluasi cabang olahraga bukan bertujuan menghukum, tetapi untuk menyelaraskan strategi pembinaan. Banyak cabang olahraga di Indonesia yang masih menghadapi masalah klasik, seperti manajemen yang kurang rapi, keterbatasan pelatih berkualitas, hingga minimnya regenerasi atlet.
Sistem promosi dan degradasi memberi tekanan positif kepada federasi agar bergerak lebih profesional. Sebuah cabor harus membuktikan diri mampu membina atlet menuju podium. Jika tidak, prioritas diberikan kepada cabor lain yang lebih siap dan lebih kompetitif.
Dengan demikian, anggaran dan sumber daya dapat diarahkan pada cabor yang benar-benar memiliki prospek besar.
SEA Games sebagai Tolok Ukur Prestasi
SEA Games menawarkan gambaran akurat mengenai kekuatan olahraga Indonesia. Ajang ini menjadi tempat di mana pembinaan diuji. Atlet yang tampil baik sering menjadi calon unggulan untuk kejuaraan lebih besar.
Erick menilai keberhasilan SEA Games akan menentukan arah pembinaan dalam beberapa tahun ke depan. Jika target tercapai atau bahkan terlampaui, DBON berjalan pada jalur yang benar. Jika gagal, evaluasi besar harus dilakukan.
Penutup: Langkah Strategis Menuju Olahraga Modern
SEA Games 2025 bukan hanya panggung pertandingan. Ajang ini menjadi evaluasi besar bagi 17 cabor prioritas DBON. Dengan sistem promosi dan degradasi, federasi cabor didorong bekerja lebih profesional dan fokus pada prestasi.
Langkah ini sejalan dengan visi menjadikan Indonesia negara olahraga yang kompetitif. Evaluasi yang objektif, pembinaan yang terarah, dan kerja keras atlet akan membawa Indonesia semakin dekat dengan mimpi besar menjadi kekuatan olahraga Asia.

Cek Juga Artikel Dari Platform kabarsantai.web.id
