olahraga.online Dinamika menuju pemilihan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Surabaya semakin menarik perhatian. Salah satu bakal calon yang menonjol adalah Arderio Hukom, figur yang dikenal aktif mengembangkan manajemen olahraga dan memiliki visi progresif untuk masa depan olahraga di Kota Pahlawan. Ia menyampaikan bahwa dirinya siap mendorong penerapan sport science dan memperkuat industri olahraga lokal jika dipercaya memimpin KONI Surabaya.
Motivasi Arderio maju dalam pemilihan tidak muncul secara tiba-tiba. Ia mengakui bahwa prestasi atlet Surabaya sudah berada pada level tinggi, namun ekosistem olahraga yang menopang prestasi tersebut masih perlu diperkuat. Menurutnya, Surabaya memiliki fondasi yang kuat, tetapi dibutuhkan pembenahan sistem agar prestasi tidak hanya besar di atas kertas melainkan juga berkelanjutan dari generasi ke generasi.
Dalam berbagai kesempatan, Arderio menyoroti perlunya pendekatan ilmiah dalam pembinaan olahraga. Sport science, menurutnya, bukan lagi sekadar istilah modern tetapi sudah menjadi kebutuhan mutlak bagi daerah yang ingin menghasilkan atlet unggul. Aspek seperti fisiologi olahraga, analisis performa, nutrisi atlet, pemulihan cedera, monitoring beban latihan, hingga psikologi olahraga harus menjadi bagian integral dalam pembinaan. Tanpa hal tersebut, potensi atlet sulit berkembang optimal.
Sport Science Sebagai Kunci Kompetisi Atlet Masa Kini
Penerapan sport science menjadi salah satu gagasan utama yang ingin ia hidupkan jika terpilih. Arderio menilai banyak cabang olahraga di Surabaya masih mengandalkan metode konvensional dalam latihan. Meskipun tidak sepenuhnya salah, pendekatan tradisional tidak lagi cukup menghadapi kompetisi modern yang semakin kompetitif.
Di beberapa kota besar dan negara lain, sport science telah menjadi standar pembinaan atlet. Data performa membantu pelatih menentukan intensitas latihan, mencegah cedera, serta mengoptimalkan performa di setiap pertandingan. Dengan sistem terukur, pelatih dan atlet dapat memahami perkembangan secara objektif. Arderio ingin Surabaya bergerak ke arah tersebut agar tidak tertinggal dari daerah lain.
Menurutnya, Surabaya memiliki potensi besar untuk mengembangkan pusat sport science. Universitas, tenaga ahli, dan fasilitas kesehatan di kota ini bisa menjadi mitra penting. Jika kolaborasi terbangun, pembinaan atlet tidak hanya mengandalkan insting tetapi juga didukung informasi ilmiah yang akurat.
Menghidupkan Ekonomi Olahraga Surabaya
Selain aspek ilmiah, Arderio menaruh perhatian besar pada sektor ekonomi olahraga. Ia menilai potensi industri olahraga Surabaya sangat besar, namun belum dimaksimalkan. Kota besar dengan populasi besar seharusnya dapat mengembangkan ekosistem yang menghidupi pelatih, atlet, komunitas olahraga, UMKM, hingga penyelenggara event.
Ekonomi olahraga bisa menjadi motor penggerak yang memberikan efek domino. Kompetisi yang tertata dapat mendorong bisnis perlengkapan olahraga, sponsor lokal, event organizer, hingga pariwisata olahraga. Jika industri ini tumbuh, pendanaan untuk pembinaan atlet juga akan lebih mandiri dan tidak sepenuhnya bergantung pada APBD.
Arderio mencontohkan bagaimana beberapa kota sukses memanfaatkan event olahraga untuk meningkatkan aktivitas ekonomi. Ia ingin Surabaya belajar dari praktik tersebut, kemudian menyesuaikannya dengan karakter kota. Event lokal yang rutin digelar bukan hanya panggung kompetisi tetapi juga peluang usaha bagi masyarakat.
Membangun Sistem Pembinaan Jangka Panjang
Dalam visi yang disampaikan, Arderio beritikad membangun sistem pembinaan jangka panjang, bukan sekadar mengejar prestasi sesaat. Pembinaan usia dini harus diperkuat melalui kolaborasi dengan sekolah, klub, dan komunitas. Kemitraan dengan sekolah menjadi poin penting karena banyak potensi atlet justru ditemukan dari kegiatan ekstrakurikuler.
Ia menekankan pentingnya pencarian bakat yang lebih terstruktur. Bibit atlet sering muncul di berbagai penjuru kota, tetapi tidak semua mendapatkan akses pembinaan yang tepat. Diperlukan jalur talent scouting yang sistematis agar setiap potensi dapat dibina secara profesional.
Tidak hanya itu, ia menilai pelatih juga perlu ditingkatkan kapasitasnya. Pelatih dan official merupakan ujung tombak pembinaan. Jika pelatih hanya memahami metode lama, hasil pembinaan tidak akan maksimal. Oleh sebab itu, peningkatan kompetensi pelatih menjadi program strategis yang harus dihidupkan.
KONI Surabaya Harus Menjadi Organisasi Modern
Arderio menginginkan KONI Surabaya bergerak menjadi organisasi modern yang transparan, akuntabel, dan profesional. Keterbukaan tata kelola sangat penting agar kepercayaan publik meningkat. Selain itu, modernisasi diperlukan agar organisasi mampu bersaing dengan daerah lain dalam mencetak prestasi.
Dalam pandangannya, KONI juga harus memberi ruang besar bagi kaum muda. Regenerasi pengurus menjadi keharusan agar inovasi dapat terus mengalir. Peran anak muda di dunia olahraga tidak boleh diremehkan karena mereka membawa perspektif baru dan lebih dekat dengan perkembangan teknologi.
Kesimpulan: Visi Pembaruan untuk Olahraga Surabaya
Gagasan yang dibawa Arderio Hukom mencerminkan keinginan kuat untuk memperbarui sistem olahraga di Surabaya. Sport science, industri olahraga, pembinaan jangka panjang, hingga modernisasi organisasi menjadi bagian dari visi besar yang ia tawarkan. Jika diterapkan dengan konsisten, Surabaya berpotensi menjadi salah satu pusat olahraga termaju di Indonesia.

Cek Juga Artikel Dari Platform lagupopuler.web.id
