olahraga.online Setiap akhir pekan, kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jakarta Pusat selalu menjadi magnet bagi warga ibu kota untuk menikmati suasana bebas kendaraan. Namun, kali ini suasana Car Free Day (CFD) terasa berbeda. Suara musik dangdut yang mengalun riang dari Orkes Melayu Gerobak Dorong berhasil mencuri perhatian ribuan pengunjung yang datang berolahraga di kawasan tersebut.
Orkes ini tampil di sekitar Pos Polisi Thamrin, bekerja sama dengan Institut Musik Jalanan (IMJ) dan Polda Metro Jaya. Tidak seperti biasanya, pagi itu warga tidak hanya jogging, bersepeda, atau senam, tapi juga berjoget dan bernyanyi bersama di tengah suasana penuh semangat dan tawa.
CFD yang biasanya diwarnai dengan deru langkah kaki dan napas para pelari, kini berubah menjadi panggung terbuka penuh musik. Suasana Bundaran HI mendadak seperti pesta rakyat di ruang publik, di mana semua orang larut dalam irama dangdut yang ceria.
Kolaborasi Musik Jalanan dan Kepolisian
Pertunjukan ini menjadi bagian dari program kolaboratif antara IMJ dan kepolisian dalam menghadirkan hiburan positif bagi masyarakat. Institut Musik Jalanan (IMJ) sendiri dikenal sebagai wadah kreatif bagi para musisi jalanan untuk berkarya secara profesional dan terarah.
Dengan menggandeng Orkes Melayu Gerobak Dorong, IMJ ingin menunjukkan bahwa musik jalanan bisa menjadi sarana edukasi sosial yang menyenangkan. Musik dangdut dipilih karena dianggap paling dekat dengan hati masyarakat Indonesia dan mudah diterima lintas usia maupun kalangan.
Polda Metro Jaya mendukung kegiatan ini sebagai bentuk pendekatan humanis antara aparat dan warga. Melalui kegiatan semacam ini, kepolisian berharap tercipta hubungan yang lebih hangat dengan masyarakat.
Warga Jakarta Ikut Joget Bersama
Sejak musik pertama kali dimainkan, pengunjung CFD langsung berhenti sejenak untuk menonton. Lagu-lagu dangdut hits yang dibawakan, seperti Kopi Dangdut, Cendol Dawet, hingga lagu populer yang sedang viral, membuat suasana semakin ramai.
Beberapa warga yang tadinya hanya lewat, akhirnya ikut bergoyang dan bersenandung mengikuti irama. Ada pula yang spontan membentuk lingkaran kecil sambil menari bersama teman-temannya. Bahkan anak-anak kecil ikut berlari-lari sambil berjoget di tengah tawa orang tuanya.
Salah satu pengunjung, Rina (34), mengaku senang bisa berolahraga sekaligus menikmati hiburan musik. “Biasanya saya jogging sambil dengerin lagu dari HP. Tapi kali ini lebih seru karena musiknya langsung dari panggung, suasananya rame banget,” ujarnya sambil tertawa.
Musik Jadi Penghubung Antargenerasi
Yang menarik, pertunjukan ini tidak hanya dinikmati oleh anak muda, tetapi juga orang tua. Musik dangdut terbukti mampu menyatukan berbagai generasi. Kakek dan nenek yang sedang berjalan santai ikut menggoyangkan tangan, sementara remaja sibuk merekam momen tersebut untuk diunggah ke media sosial.
Beberapa warga bahkan mendapat kesempatan untuk naik ke panggung dan menyumbangkan lagu. Suasana menjadi semakin akrab dan interaktif. Tanpa sekat sosial, semua penonton larut dalam kebersamaan yang hangat — sesuatu yang jarang terjadi di tengah kehidupan kota yang sibuk.
IMJ menyebutkan bahwa konsep ini sengaja diusung agar CFD bukan hanya tempat olahraga, tetapi juga ruang budaya bagi masyarakat. Dengan menghadirkan musik, warga bisa berolahraga sambil bersenang-senang dan berinteraksi sosial.
Energi Positif di Tengah Kota
Musik yang dibawakan Orkes Melayu Gerobak Dorong memiliki ciri khas tersendiri. Dengan alat musik sederhana seperti gendang, gitar, dan keyboard, mereka mampu menciptakan suasana yang meriah. Penampilan mereka bukan hanya soal hiburan, tetapi juga membawa pesan semangat dan optimisme.
Bagi banyak warga, kegiatan seperti ini menjadi penyegar suasana di tengah kesibukan hidup di Jakarta. Mereka merasa kegiatan Car Free Day kini semakin menarik karena tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga menyegarkan pikiran.
“Saya merasa ini cara cerdas untuk membuat orang lebih semangat olahraga. Musik bikin kita lupa capek,” kata Doni (29), peserta senam yang turut bergoyang di depan panggung.
Dukungan Pemerintah dan Rencana Ke Depan
Pihak penyelenggara berencana menjadikan kegiatan musik di CFD sebagai agenda rutin. Pemerintah daerah dan kepolisian juga menyambut baik gagasan tersebut. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kegiatan ini bisa berkembang menjadi ruang ekspresi bagi seniman lokal sekaligus daya tarik wisata kota.
Selain itu, kegiatan seperti ini juga memperlihatkan wajah positif Jakarta sebagai kota yang terbuka terhadap kreativitas dan keragaman. Car Free Day bukan lagi sekadar ajang olahraga, tapi juga perayaan kebersamaan warga ibu kota.
IMJ menegaskan bahwa mereka akan terus menghadirkan pertunjukan musik yang inspiratif di berbagai titik CFD. Tujuannya agar masyarakat dapat menikmati seni di ruang publik tanpa harus membayar atau pergi ke konser besar.
Musik, Olahraga, dan Kebersamaan
Pertunjukan orkes dangdut di Bundaran HI membuktikan bahwa seni dan olahraga bisa berjalan berdampingan. Warga bisa berolahraga sambil menikmati hiburan, sementara musisi mendapat ruang untuk menunjukkan bakatnya.
Acara ini juga menjadi simbol bagaimana musik mampu mempersatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Di tengah ritme kehidupan kota yang cepat, momen seperti ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sederhana dapat ditemukan di jalanan — lewat senyum, gerakan, dan lagu yang dinyanyikan bersama.
Kesimpulan: Jakarta Bergerak dan Bernyanyi Bersama
Car Free Day di Bundaran HI kali ini bukan hanya tentang olahraga, tetapi juga perayaan semangat hidup warga Jakarta. Orkes dangdut dari Institut Musik Jalanan sukses menghadirkan energi positif dan menciptakan suasana penuh tawa.
Warga datang untuk berlari, tapi pulang dengan hati yang senang. Musik, tawa, dan kebersamaan menjadi paduan sempurna yang menunjukkan bahwa kota ini tidak pernah kehilangan denyut kegembiraannya. Jakarta, sekali lagi, menari bersama dalam irama dangdut yang mengalun di pagi hari.

Cek Juga Artikel Dari Platform pontianaknews.web.id
