olahraga – Dunia olahraga Tanah Air kembali kedatangan inovasi baru. Sebuah cabang olahraga bernama Fullball, yang merupakan gabungan antara futsal dan basket, resmi diperkenalkan di Kota Solo pada Minggu (6/10). Ajang perkenalan ini berlangsung meriah di GOR Manahan, dihadiri ratusan pelajar, komunitas olahraga, dan tokoh masyarakat.
Fullball diklaim sebagai olahraga yang mengutamakan kecepatan, koordinasi, serta strategi tim. Permainannya dimainkan di lapangan indoor berukuran mirip futsal, tetapi dengan dua ring basket di setiap sisi lapangan dan gawang kecil di bawahnya. Setiap tim terdiri dari lima pemain, dan pemenang ditentukan dari kombinasi skor tembakan ke ring serta gol ke gawang lawan.
Menurut Dicky Prakoso, pencetus olahraga Fullball, ide ini muncul dari keinginannya menghadirkan olahraga seru dan adaptif bagi generasi muda. “Anak-anak sekarang butuh sesuatu yang dinamis dan menantang. Fullball menggabungkan teknik dribbling futsal dan shooting basket dalam satu permainan yang cepat dan menyenangkan,” ujarnya.
- Konsep Inovatif dan Aturan Unik
Dalam Fullball, pemain bisa mencetak poin dengan dua cara: memasukkan bola ke ring (3 poin) atau mencetak gol ke gawang (1 poin). Bola yang digunakan berukuran sedikit lebih kecil dari bola basket, dengan permukaan yang cocok untuk lantai futsal.
Pertandingan dibagi menjadi tiga babak masing-masing 10 menit, dan setiap tim wajib memiliki minimal satu pemain perempuan di lapangan untuk mendorong semangat kesetaraan dalam olahraga.
Pelatih futsal nasional, Wahyu Trianto, yang turut hadir dalam acara peluncuran, mengaku terkesan dengan konsepnya. “Fullball bisa jadi olahraga masa depan. Selain atraktif, ia juga bisa jadi sarana latihan koordinasi dan kerja tim,” katanya.
- Antusiasme Komunitas Olahraga Solo
Kehadiran Fullball disambut hangat oleh warga Solo. Ratusan pelajar dari berbagai sekolah mencoba permainan ini untuk pertama kalinya. Suasana GOR Manahan pun penuh sorak-sorai setiap kali pemain berhasil melakukan kombinasi umpan cepat atau tembakan spektakuler.
Salah satu peserta, Rania (17), siswi SMA di Solo, mengaku ketagihan bermain Fullball. “Awalnya bingung karena mirip futsal tapi bisa tembak ke ring. Lama-lama seru banget, capek tapi nagih,” ujarnya sambil tertawa.
- Solo Jadi Kota Pertama
Kota Solo dipilih sebagai lokasi peluncuran karena dinilai memiliki ekosistem olahraga yang solid dan kreatif. Dicky menyebutkan, pihaknya berencana memperluas ke kota lain seperti Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya dalam waktu dekat.
“Kami ingin Solo jadi pionir. Setelah ini kami akan adakan liga pelajar Fullball pertama di Indonesia,” ungkapnya.
Pemerintah Kota Solo melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) juga memberikan dukungan penuh. Kepala Dispora Solo, Agus Rahmadi, mengatakan bahwa inovasi ini bisa menjadi daya tarik baru bagi generasi muda. “Olahraga ini mendorong kreativitas dan bisa menarik minat anak-anak yang sebelumnya tidak terlalu aktif berolahraga,” ujarnya.
- Potensi Jadi Cabang Olahraga Nasional
Fullball dinilai memiliki potensi besar untuk berkembang secara nasional. Beberapa akademisi olahraga dari Universitas Sebelas Maret (UNS) bahkan telah mengusulkan penelitian terkait aspek biomekanik dan strategi permainan Fullball.
“Dengan regulasi yang jelas dan dukungan pemerintah, Fullball bisa menjadi olahraga kompetitif yang unik dari Indonesia,” kata Dr. Yulianto, dosen Fakultas Keolahragaan UNS. - Rencana Liga dan Turnamen 2026
Untuk memperluas jangkauan, penyelenggara berencana menggelar Fullball Championship 2026, yang akan melibatkan pelajar, mahasiswa, dan komunitas olahraga di berbagai daerah. Mereka juga tengah menyiapkan aplikasi digital untuk mempermudah pendaftaran tim dan pelacakan skor pertandingan.
“Target kami, dalam dua tahun ke depan, Fullball sudah dikenal luas di 20 kota dan bisa tampil dalam Pekan Olahraga Rekreasi Nasional,” tutur Dicky optimistis.
Dengan kombinasi antara kecepatan futsal dan ketepatan basket, Fullball menjanjikan pengalaman baru bagi penggemar olahraga. Dari Solo, inovasi olahraga ini berpotensi menjadi fenomena nasional — bahkan membuka jalan bagi Indonesia untuk melahirkan cabang olahraga modern karya anak bangsa.

